Selasa, 04 Oktober 2011

Haruskah Ada Kata Benci

”aku kan udah bilang, jangan dekat-dekat dengan anak itu. Kamu kan sahabatku, bukan sahabatnya dia, udah tau dia anaknya ngeselin, sok tau, sok pamer, sok sok yang laen. Kalo kamu maunya sama si dia, mendingan kita gak usah sahabatan lagi..”

Aku tercengang mendengarkan penuturan sahabatku. Mengherankan, itu yang terpikirkan oleh saya melihat kalangan yang sibuk dengan rasa benci mereka, bahkan dia lupa bahwa dia melibatkan banyak orang gara-gara rasa benci yang berujung dendam. Kamu pasti pernah mengalami hal seperti ini atau mungkin orang-orang di sekitarmu yang menanamkan rasa benci pada setiap orang yang ada di sekitarnya. Atau mungkin kamu sendiri yang mengalami keegoisan atas kebencianmu pada seseorang. Orang yang kerap kali di benci setengah hidup justru orang yang pernah dekat dengan kamu, kebencian itu datang akibat kamu merasa terkhianati, biasanya ini faktor utama.

Apa si nikmatnya kebencian ?? apa manfaatnya kebencian untukmu ??? apa untungnya rasa benci yang kamu tanamkan ??

Satu aja saya ingin tahu, manfaat kebencian selain memanjakan nafsumu. Sedikit pun tak ada manfaat dari sebuah kebecian, yang ada hanya memperkeruh ukhuwah dan tentunya berimbas pada kehidupan sekelilingmu. Sahabatmu yang ingin berkawan dengan siapa saja, akhirnya ikut membenci orang yang kamu benci padahal dia tak tahu dasar kebencianmu. Dia ikut karna takut di bilang tak setia kawan. Atau kamu yang merasa ikut membenci seseorang karna sahabatmu membenci orang itu, lantas apa yang mendasari mu merusak ukhuwah dengan orang lain padahal belum tentu ada manfaatnya untukmu. Kalo kamu merasa semua itu percuma, gak ada manfaat, lantas ngapain kamu nyakitin diri sendiri hanya untuk membenci orang lain. Belum tentu juga orang yang kamu benci ngerasain apa yang kamu rasa, rugi di kamu juga kan. Toh si dia malah cuek bebek.

Indahnya hidup tanpa kebencian, tentunya di sertai dengan kata maaf dan ketabahan. Sudah semestinya,hidup akan merasa tenang. Tentunya berimbas pada kesehatan jiwa dan raga juga. Jantung ketika marah dan membenci sesuatu, dia akan berdetak lebih cepat tidak teratur sehingga memicu stres yang berkepanjangan. Manusia akan selalu di uji, salah satu dengan nafsu benci. Kalo kamu sadari bahwa ujian ini adalah untuk ujian kesabaranmu, tentu kamu akan enggan menanam benih benci dalam dirimu. 

”…dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An Nuur, 24:22)