Kamis, 30 Juni 2011

Pengobatan Tumor Otak

Tumor otak diterapi oleh sekelompok dokter yang professional dalam beberapa hal mereka merupakan sebuah tim yang terdiri dari berbagai macam spesialisasi.  Tim ini terdiri dari seorang ahli bedah saraf, ahli onkologi medis atau neuro-onkologi, onkologi radiasi, dan ahli patologi. Selain para dokter, biasanya perawat juga ikut berperan serta dalam tim ini.
Jenis tumor, lokasi, dan kelas akan menentukan rencana pengobatan. Perawatan kuratif adalah memungkin pada beberapa tumor, sedangkan memperlambat pertumbuhan atau hanya menghilangkan gejala-gejala yang parah mungkin juga merupakan tujuan pengobatan lainnya. Sayangnya, pada beberapa jenis tumor otak tidak ada program pengobatan yang direkomendasikan.
Pendekatan operasi dalam pengobatan tumor otak termasuk reseksi tumor (penghapusan lengkap) atau debulking (menghapus sebanyak mungkin). Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin merupakan satu-satunya metode pengobatan yang diperlukan, tetapi untuk kasus yang lain mungkin membutuhkan metode perawatan yang berbeda, seperti terapi radiasi. Pada banyak jenis kanker kombinasi antar operasi dan radiasi merupakan hal yang umum dilakukan. Ada beberapa jenis terapi radiasi digunakan untuk mengobati tumor otak. Sekali lagi, jenis tumor, kelas, dan lokasi adalah faktor kunci dalam menentukan jenis terapi yang terbaik.
Namun terapi radiasi juga memiliki risiko. Hal ini dapat merusak bagian dari otak, menyebabkan penurunan kognitif, seperti hilangnya memori dan kesulitan berkonsentrasi. Pembengkakan dapat menjadi efek samping, tetapi dapat dikontrol dengan kortikosteroid. Nekrosis radiasi juga bisa merupakan efek samping dari radiasi. Dalam istilah sederhana, ini adalah pembentukan jaringan otak iradiasi yang telah mati dan berkembang menjadi massa. Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan yang mati.
Kemoterapi dapat digunakan pada beberapa tumor yang diketahui dapat merespon kemoterapi dengan baik, seperti limfoma SSP, glioma, atau medullablastomas. Beberapa tumor stadium tinggi merespon dengan baik, tetapi tidak semua. Jadi, kemoterapi bisa diberikan pada pasien dengan tumor yang peka terhadap kemoterapi.
Terapi obat target seperti Avastin lebih tepat daripada beberapa obat kemoterapi dan sering pula efek samping yang dihasilkan lebih sedikit. Mekanisme kerja obat Avastin adalah dengan memotong pasokan darah ke tumor, mencegah pertumbuhan dan menyusutkan massa tumor. Tidak semua orang merespon Avastin, dan hal lain yang harus menjadi perhatian juga bahwa biaya pengobatan dengan pobat ini cukup mahal.

Bagaimana Mendiagnosis Kanker Otak

Jika dokter mencurigai adanya tumor otak, salah satu langkah pertama untuk mendapatkan diagnosis yang akurat adalah melalui Magnetic Resonance Imaging (MRI). Tes pencitraan memberikan gambaran yang luar biasa dari otak dan hal ini sering satu-satunya tes yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya tumor otak. Dalam beberapa kasus, dapat digunakan CT scan. PET scan, yang membantu dokter melihat aktivitas otak, dapat membantu mendiagnosa kanker otak primer namun penggunaannya lebih pada kondisi metastasis.
Pada akhirnya, biopsy adalah ayng digunakan untuk menentukan keganasan dan jenis tumor otak. Jika tumor telah terdiagnosa dengan MRI dan jenis kanker tersebut memiliki sifat bermetastasis, maka biopsi mungkin tidak diperlukan. Namun, dengan jenis kanker yang tidak sering menyebar ke otak, biopsi merupakan alat diagnostik yang vital. Tumor otak primer adalah yang paling sering memerlukan biopsi.
Biopsi otak dapat dilakukan selama masa operasi. Jaringan sampel dapat diperiksa di ruang operasi, yang memungkinkan ahli bedah untuk membuat keputusan tentang apakah akan melanjutkan dengan pembedahan atau tidak. Evaluasi lebih luas dari spesimen tumor juga akan dilakukan oleh ahli patologi. Mungkin diperlukan waktu beberapa hari untuk mengetahui hasilnya.
Dalam beberapa kasus, biopsi tertutup, juga disebut biopsi stereotactic, dilakukan bila tumor terletak di wilayah otak yang sulit dijangkau. Ini adalah jenis biopsy yang paling tidak invasif, tetapi tidak memiliki risiko.

gejala umum tumor dan kanker otak


Dr. Iskandar Japardi menjelaskan gejala umum tumor dan kanker otak adalah sebagai berikut:

Gejala Serebral Umum
Dapat berupa perubahan mental yang ringan (psikomotor asthenia), yang dapat dirasakan oleh keluarga dekat penderita berupa: mudah tersinggung, emosi, labil, pelupa, perlambatan aktivitas mental dan sosial, kehilangan inisiatif dan spontanitas, mungkin diketemukan ansietas dan depresi. Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus.

Nyeri Kepala
Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan 70% kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai tumor otak.

Muntah
Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih sering dijumpai pada tumor di fossa posterior, umumnya muntah bersifat proyektil dan tak disertai dengan mual.

Kejang
Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25% kasus, dan lebih dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2% penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak.
Perlu dicurigai penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak bila:
- Bangkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun
- Mengalami post iktal paralisis
- Mengalami status epilepsi
- Resisten terhadap obat-obat epilepsi
- Bangkitan disertai dengan gejala tekanan tinggi intrakranial lain.
Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak di korteks, 50% pasien dengan astrositoma, 40% pada pasien meningioma, dan 25% pada glioblastoma.

Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial (TTIK)
Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan diketemukan papil udem. Keadaan ini perlu tindakan segera karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu dapat dijumpai parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-tumor yang sering memberikan gejala TTIK tanpa gejala-gejala fokal maupun lateralisasi adalah meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III, haemangioblastoma serebelum, dan craniopharingioma.

Selain gejala umum di atas ada gejala-gejala spesifik berdasarkan lokasi dan fungsi otak yang diserang. Antara lain:

Tumor pada Lobus Frontal:
- Perubahan perilaku dan kepribadian
- Penurunan kemampuan menilai sesuatu
- Penurunan daya penciuman
- Penurunan daya ingat
- Kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh
- Penurunan fungsi mental/kognitif
- Penurunan penglihatan dan radang syaraf mata

Tumor pada Lobus Parietal:
- Penurunan kemampuan bicara
- Tidak bisa menulis
- Tidak mampu mengenali seseorang
- Kejang-kejang
- Disorientasi ruang

Tumor pada Lobus Oksipital:
- Kehilangan penglihatan pada salah satu atau kedua belah mata
- Kejang-kejang

Tumor pada Lobus Temporal:
- Penurunan kemampuan bicara
- Kejang-kejang
- Kadang tanpa gejala sama sekali

Tumor pada Fosa Posterior:
- Gangguan berjalan
- Nyeri kepala
- Muntah

Tumor pada Cerebello Pontin Angie:
- Gangguan pendengaran

Tumor pada Batang Otak:
- Perubahan perilaku dan emosional (lebih sensitif, mudah tersinggung)
- Sulit bicara dan menelan
- Mengantuk
- Sakit kepala, terutama pada pagi hari
- Kehilangan pendengaran
- Kelemahan syaraf pada salah satu sisi wajah
- Kelemahan syaraf pada salah satu sisi tubuh
- Gerakan tak terkontrol
- Kehilangan penglihatan, kelopak mata menutup, juling, dll.
- Muntah

Tumor pada Selaput Otak:
- Sakit kepala
- Kehilangan pendengaran
- Gangguan bicara
- Inkontinensi (tidak mampu mengontrol buang air kecil/besar)
- Gangguan mental dan emosional (apatis, anarkis, dll)
- Mengantuk berkepanjangan
- Kejang-kejang
- Kehilangan penglihatan

Tumor pada Kelenjar Pituitary:
- Berhenti menstruasi (amenorrhea)
- Memproduksi air susu
- Impotensi

Tumor pada Hipotalamus:
- Gangguan perkembangan seksual pada anak-anak
- Kerdil
- Berhenti menstruasi (amenorrhea)
- Gangguan cairan dan elektrolit

Tumor pada Ventrikel:
- Hidrosefalus
- Leher kaku
- Kepala miring
- Nyeri kepala mendadak
- Penglihatan kabur
- Penurunan kesadaran

Walaupun mengalami salah satu atau beberapa gejala seperti di atas saja, belum tentu seseorang mengidap tumor atau kanker otak. Untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan langsung oleh dokter spesialis (bedah) syaraf dan pemeriksaan lanjutan seperti CT scan, MRI, angiogram, myelogram, spinal tap, serta biopsi.

Kanker Otak: Pembunuh yang bekerja diam-diam

Kanker otak merupakan pembunuh yang bekerja diam-diam. Kehadiran tumor otak kadang sangat sulit dideteksi. Gejala umum kanker otak adalah kepala pusing dan mual/muntah.

Apa yang menyebabkan kanker otak?

Kanker otak dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Penyebabnya bisa satu atau lebih, dan secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori:
Faktor dari dalam
Merupakan faktor yang datang dari dalam diri sendiri. Yang utama adalah faktor keturunan / genetik. Jika ada sanak saudara yang punya riwayat menderita kanker otak, berarti peluang Anda terkena kanker otak lebih besar daripada mereka yang keluarganya tidak ada penderita kanker otak. Faktor kedua yang dapat memicu terjadinya kanker otak adalah riwayat benturan (jika kepala Anda pernah terbentur). Benturan ini dapat menyebabkan trauma pada jaringan otak, sehingga bisa jadi penyebab tumbuhnya jaringan abnormal dalam otak (yang kemudian dapat berkembang menjadi kanker otak).
Faktor dari luar
Merupakan faktor yang datang dari luar tubuh, pada umumnya berupa makanan dan radiasi. Obat-obatan tertentu yang diminum secara terus-menerus berpotensi menyebabkan kanker. Faktor-faktor lainnya:
  • Pola hidup yang kurang sehat: misalnya merokok, makanan berlemak, kurang serat, dsb.
  • Bahan karsiogenik: minyak goreng yang dipakai berulang-ulang, bahan kimia yang termakan
  • Radiasi: paparan radiasi dalam gelombang tertentu dapat memicu berkembangnya sel kanker

Kenali ciri-ciri kanker otak

Sebelum memahami lebih lanjut tentang gejala kanker otak, Anda perlu memahami struktur otak manusia terlebih dahulu. Otak merupakan organ tubuh penting yang mengatur segala aktivitas / gerakan tubuh manusia. Bayangkan saja Anda sedang naik motor, ada berapa aktivitas yang Anda lakukan? Melihat jalan, menyetir, lihat kiri-kanan, lihat kaca spion, menyeimbangkan, belum lagi sambil mikir nanti malam mau makan apa... Dalam satu detik, ada riburan hal yang terjadi dalam otak Anda (baik yang terjadi secara sadar maupun tidak sadar).
Otak bisa multitasking begini karena semua aktivitas tersebut diatur oleh bagian otak yang berbeda (tiap bagian memiliki fungsi yang berbeda). Secara umum, otak manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan batang otak (brain stem). Tiap bagian ini terbagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, di mana masing-masing bagian kecil tersebut terbagi lagi, dan seterusnya. Ruang antar bagian terisi oleh cairan otak (cerebrospinal fluid), sedangkan bagian luarnya terlindungi oleh tiga lapis selaput otak (meninges) dan tulang tengkorak.

Anatomi otak manusia

Nah, tiap bagian otak tersebut bisa terkena tumor/kanker. Walaupun tumor jinak, tapi karena tumbuhnya di otak, bisa menjadi sangat berbahaya. Tumor tersebut dapat mengganggu fungsi dan merusak struktur susunan saraf pusat, karena terletak di dalam rongga yang terbatas (rongga tengkorak). Seiring dengan berkembangnya tumor tersebut, jaringan otak akan semakin tertekan. Padahal volume rongga tengkorak sangat terbatas dan tidak mungkin bertambah besar. Inilah yang menjadikan sakit kepala / pusing sebagai gejala awal kanker otak.
Ciri-ciri awal kanker otak sangat bervariasi, tergantung pada bagian otak mana yang terserang. Misalnya kepala pusing atau terasa mual. Berikut gejala kanker otak yang patut Anda waspadai:
  • sakit kepala disertai mual sampai muntah yang menyemprot
  • daya penglihatan berkurang
  • penurunan kesadaran atau perubahan perilaku
  • gangguan berbicara
  • gangguan pendengaran
  • gangguan berjalan / keseimbangan tubuh
  • gangguan saraf
  • anggota gerak melemah atau kejang
  • pada bayi biasanya ubun-ubun besar menonjol
Ingat, daftar di atas hanya merupakan gejala. Walaupun Anda mengalami satu atau lebih gejala di atas, belum tentu Anda terkena kanker otak. Untuk memastikan, Anda harus diperiksa langsung oleh dokter ahli syaraf serta menjalani pemeriksaan lanjutan seperti CT scan, MRI, angiogram, myelogram, spinal tap dan biopsi.